Bandung – Untuk memaksimalkan literasi digital di tingkat masyarakat, Aliansi Jurnalis Video (AJV) dan PT Borsya Digital Smartindo (BDS) menggagas pembuatan acara TV Desa Satu TV berbasis platform digital.
Menurut Kharullah, Kepala Information, Communication dan Technology (ICT) AJV, Satu Desa Satu TV merupakan program yang mengajak masyarakat pedesaan untuk menjadi wirausaha. Artinya warga desa akan diajak berkreasi dan membuat konten video berbasis aplikasi digital.
“Untuk idenya bisa meningkatkan seluruh potensi desa kemudian kontennya bisa dinikmati melalui platform digital berbasis internet,” kata Khairullah kepada wartawan, Kamis (27/1).
Menurutnya, hal itu akan tumbuh menjadi peluang bisnis baru yang potensial dengan dorongan dari Komisi Penyiaran Informasi Daerah (KPID) dan AJV TV Desa. Hal ini karena stasiun TV desa dikelola oleh desa itu sendiri.
Pertama, AJV telah mengembangkan rencana dengan PT BDS yang mencakup platform digital serta pelatihan dan pembinaan, katanya. “Kami akan memulai dengan membuat prototipe di lima desa di Jawa Barat,” kata Khairullah.
Baca Juga : Gus Halim Himbau Mahasiswa dan Pendamping Desa Kerjasama Guna Percepat Pembangunan Desa
Untuk implementasi teknologi, desa harus menyediakan orang-orang yang dianggap mampu, katanya. Tim dari AJV kemudian akan dilatih presentasi media TV Desa.
Khairullah berharap digitalisasi pedesaan akan terus berlanjut dan pusat-pusat penyiaran kecil akan didirikan di pedesaan. Dengan demikian, proses pembinaan dari bawah ke atas akan mampu mengupgrade desa-desa yang memiliki potensi ekonomi.
Sementara itu, menurut Bedi Budiman, Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, program TV “Satu Desa Satu” merupakan program yang harus didukung. Skema berbasis layanan digital tersebut dapat mendorong ekonomi kreatif pedesaan, katanya. Anak muda di desa juga akan lebih kreatif dengan membuat konten lokal berbasis desa.
“Sehingga bisa mendongkrak ekonomi kreatif desa, seperti Cirebon, dengan mempromosikan seni budaya atau membuat film pendek,” kata Bedi.
Politisi PDI-P itu menyarankan agar desa yang dijadikan prototipe harus dibina dan dibimbing. Jadi, kata dia, peran AJV adalah memberikan pembinaan kepada kru TV Desa agar bisa menyajikan konten yang berkualitas.
Bedi berpendapat bahwa masyarakat desa khususnya generasi muda harus melek digital, apalagi jika acara TV desa diselenggarakan oleh desa dan kontennya tentang desa, sehingga masyarakat akan merasakan rasa memiliki.
Baca Juga: Perpustakaan Daerah di Majalengka, Keren dan Nyaman
“Ide baru yang harus didukung, dan tahapannya sangat realistis, jadi kami mulai dengan prototipe, dimulai dengan lima desa,” kata Bedi.
“Setidaknya TV ini memiliki penonton tetap, tetapi karena menggunakan platform dan aplikasi internet digital, tentu semua orang bisa menikmatinya,” tambahnya. Di tempat yang sama, Adiyana Slamet, Ketua KPID Jabar, mengatakan melalui program “Satu Desa Satu TV”, sebaran Internet di Jabar akan lebih dipahami. Sebab, meski bukan wilayah KPID Jabar, dia melihat distribusi frekuensi internet di Jabar saat ini masih belum optimal.
“Maka KPID Jabar mendukung kawasan literasi media digital, karena masih banyak kawasan di Jawa Barat yang blank spot,” ujarnya.