desa2desa.com – Jumlah desa wisata di Jawa Tengah semakin bertambah. Semangat membangun pariwisata di pedesaan adalah menumbuhkembangkan kreativitas warga dan mampu memanfaatkan pundi-pundi rupiah yang akan menggerakkan perekonomian pedesaan.
Dalam situasi ekonomi saat ini, desa-desa di Jawa Tengah kian menggeliat. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pendapatan bagi pembangunan desa dengan memanfaatkan kreativitas warga dan potensi desa, seperti pemandangan alam pedesaan.
Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah mencatat saat ini jumlah desa wisata terus bertambah menjadi 717 desa atau naik dari sebelumnya yaitu sekitar 500 desa, sehingga bantuan anggaran yang dikucurkan pada 2022 juga terus meningkat dibanding tahun lalu.
“Tahun ini telah disediakan anggaran sebesar Rp 18,5 miliar untuk 131 desa wisata di Jawa Tengah, dan besaran bantuan untuk masing-masing kategori adalah Rp 1 miliar untuk desa wisata maju, Rp 500 juta untuk desa wisata berkembang, dan Rp 100 juta untuk desa wisata rintisan,” kata kepala seksi Pengembangan Daya Tarik Wisata Disporapar Jawa Tengah Riyadi Kurniawan.
Salah satu daerah di Jawa Tengah yang berebut membuat desa wisata adalah Kabupaten Batang. 32 desa wisata telah teridentifikasi di kawasan Pantai Utara, dan jumlah ini akan terus bertambah karena potensi alam yang dimiliki, dipadukan dengan kreativitas warganya dengan harapan lebih banyak pengunjung.
Sebanyak 32 desa wisata baru disebar di 13 Kecamatan di Kabupaten Batang yang mendapatkan SK Bupati Batang.
“Selain potensi keindahan alam, desa-desa ini juga memiliki budaya lokal, potensi lain untuk digali dan inovasi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang Yasono.
Desa Kalisalak merupakan desa wisata yang baru berdiri, berdiri bersama 31 desa lainnya dengan keunggulan berbeda yaitu wisata religi masjid tertua di Kabupaten Batang, Petilasan pahlawan nasional KH Ahmad Rifa’i dan makan kakek buyut Habib Luthfi bin Ali bin Yahya yaitu Habib Umar bin Yahya.
Selain proyek wisata religi, Desa Kalisalak juga memiliki pelaku UMKM yang memiliki berbagai kerajinan seperti sirup jahe, keripik, duku dan durian yang dikelola sendiri oleh warga.
“Dibutuhkan waktu satu tahun untuk pengajuan desa wisata Kalisalak ini untuk mendapatkan SK Bupati dan jumlah wisatawan mencapai 500 per bulan,” kata Setiyadi, Kepala Desa Kalisalak.
Baca Juga : 10 Desa Wisata Favorit di Indonesia