Jakarta – Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar meminta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik menjadi media mahasiswa untuk memberikan dukungan dalam percepatan pembangunan pedesaan. Peserta mata kuliah KKN dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia hendaknya menyusun program kerja dengan menggunakan SDGs desa sebagai pedoman dan memperkuat kerjasama dengan pemangku kepentingan desa dalam upaya implementasinya.
“Kerjasama antara kampus dan desa akan mempercepat proses kemandirian desa. Partisipasi kampus untuk pembangunan desa tidak bisa ditunda lagi. Kampus diciptakan untuk desa karena kampus ada untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.” ujar Menteri Abdul Halim Iskandar saat pelepasan mahasiswa KKN Tematik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, secara virtual, Selasa (18/1/2022).
Ia mengatakan kerjasama merupakan kata kunci keberhasilan Program Kerja KKN Tematik. Yaitu dengan melakukan kerjasama bersama kepala desa, perangkat desa, pendamping desa dan warga desa, mahasiswa bisa mempercepat berbagai program pemberdayaan sekaligus tumbuh sebagai pribadi yang kuat.
“Mahasiswa harus bisa bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan, termasuk pendamping desa, dan membenamkan diri dalam budaya masyarakat.” ujarnya.
Baca Juga : Gus Halim: Modal Besar Kita Harus Diberdayakan Seefektif Mungkin
Gus Halim, sapaan akrab Menteri Abdul Halim Iskandar-menyampaikan apapun program pemberdayaan yang hendak dilakukan mahasiswa peserta KKN Tematik tidak boleh tercerabut dari akar budaya desa setempat.
Menurutnya, setiap langkah program harus berbasis budaya dan adat setempat. Ini adalah poin yang paling penting, karena ini adalah inti dari bagaimana sebuah program dapat bekerja di lapangan.
“Selain itu, saya selalu mengatakan dengan kata-kata sederhana bahwa pembangunan desa tidak boleh mengesampingkan akar budaya. Artinya, pembangunan desa harus berakar pada akar budaya lokal, mulai dari perencanaan, pengembangan dan pemantauan hingga evaluasi. Ini sangat penting, jangan sampai adik-adik yang melaksanakan KKN tidak menyatu dengan budaya setempat.” sambungnya.
Pembangunan desa telah mengalami perubahan paradigmatik dengan meletakkan 18 tujuan yang tertuang dalam SDGs Desa sebagai kuncinya. Dimulai sejak awal 2021, data-data mikro dengan 222 indikator tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalam pembangunan desa tanpa dicampuri oleh ego dan kepentingan pihak-pihak tertentu. Tidak hanya itu, secara tegas Gus Halim juga memastikan bahwa data-data yang dikelola oleh desa ini juga dapat dijadikan acuan kebijakan pembangunan desa oleh pihak lain salah satunya adalah bupati. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 21 tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
“Mikrodata berbasis SDGs desa tidak hanya bermanfaat bagi desa, tetapi juga dapat dijadikan acuan oleh masyarakat dalam merumuskan kebijakan dan kegiatan desa. Berdasarkan data SDG desa, akan memungkinkan untuk menargetkan dan menggunakan dana desa,” kata Gus Halim.
Gus Halim : Gus Halim Keliling Desa Blora, Tinjau Potensi BUMDes dan BUMDes Bersama
Sementara itu, selama Februari-Juli, 1492 mahasiswa dan 150 dosen pembimbing dari 10 fakultas. Kegiatan ini merupakan implementasi dari salah satu kegiatan belajar mandiri dan kampus mandiri yang diselenggarakan oleh UNS. Ini termasuk pertukaran pelajar, praktik profesional, dukungan pendidikan di lembaga pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, pekerjaan kemanusiaan, penelitian independen, proyek pembangunan desa, dan banyak lagi serta latihan bela negara.
Rektor UNS Jamal Wiwoho berpendapat bahwa datang ke desa dan mempelajarinya adalah langkah yang tepat dalam mencoba membangun Indonesia dari desa.
“Pembelajaran dapat terjadi dimanapun dan kapanpun. Tidak hanya di ruang kelas, ruang praktikum tapi juga di tengah masyarakat bisa di desa, tempat pengabdian, pusat riset maupun di tengahtengah masyarakat. Para mahasiswa yang merupakan talentatalenta muda masa depan bangsa yang unggul dan utuh ini akan mampu menggerakkan dan memajukan pembangunan Indonesia,” jelas Jamal Wiwoho.