Karawang – Sebanyak 24 desa di Kabupaten Karawang sudah mulai menerapkan kegiatan ekonomi digital. Program yang digagas Bank bjb Karawang ini menggandeng Pemda hingga ke tingkat Pemkab Karawang.
Pimpinan Bank bjb Cabang Karawang, Arfandy mengatakan program Desa Digital dimulai pada Januari 2021. Hanya saja karena kendala Covid-19, diresmikan kemarin oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada awal Juni 2021.
“Program Desa Digital berjalan dengan baik dan lancar. Saat ini baru 24 desa yang masuk desa digital. Hingga akhir tahun ini, kami menargetkan 60 desa digital,” ujarnya, Kamis (7/9/2021).
Menurut Arfandy, di desa digital, masyarakat didorong untuk melakukan transaksi digital. Tidak hanya urusan perbankan, tapi juga pembayaran dan transaksi digital di merchant BJB Karawang di desa. Transaksi menggunakan sistem QRIS. QRIS adalah pembayaran digital yang menggunakan pemindaian kode QR dan dapat dipindai atau dikenali, dibaca oleh Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran PJSP.
Bank bjb menghadirkan mini bank di desa digital. Seorang pejabat penduduk setempat yang telah dilatih dipekerjakan. Masyarakat dapat menarik dan menyetor uang untuk membayar. Mulai dari PBB, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, hingga isi ulang uang elektronik.
“Masyarakat tidak perlu jauh-jauh untuk melakukan pembayaran karena semuanya sudah kita siapkan di kantor desa. Bahkan sudah ada wifi untuk mendukung aktivitas digital masyarakat,” ungkapnya.
Dalam program desa digital ini, Bank bjb juga memfasilitasi masyarakat usaha kecil dengan pinjaman tanpa agunan dan bebas bunga. Peminjam hanya dibebankan biaya administrasi yang dibayar dimuka maksimal 9,5 persen sesuai plafon pinjaman.
“Pinjaman maksimal Rp 5 juta dengan biaya administrasi Rp 475.000 untuk penggantian uang kertas dan administrasi lainnya,” ujarnya.
Arfandy mengatakan, sudah ada 24 desa yang sudah menyiapkan desa digital. Rata-rata, setiap desa memiliki 400 pelanggan. Hingga akhir tahun 2021, Bank bjb Karawang menargetkan 60 desa digital yang tersebar di 30 kecamatan dengan kredit sekitar Rp 1,3 triliun. .
“Kami optimis target akan tercapai,” katanya.