Jakarta — Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta, mengalami erupsi pada Minggu (8 Agustus) dan menyebabkan hujan abu ringan di empat desa Kab. Boyolali di Jawa Tengah.
Menurut kepala Desa Jrakah,Kec. Selo, Kota Boyalali, Tumar, hingga pukul 11.00 WIB pagi, abu ringan telah turun tetapi tidak mempengaruhi aktivitas warga dan keadaan masih terkendali.
Tumar mengatakan, empat desa lainnya di lereng Gunung Merapi di Desa Boyolali yang terkena abu vulkanik kecil, yaitu Tologlele, Klakah, Lencoh dan Jrakah.
Situasi pasti di desa-desa lain belum diketahui.
Menurutnya, mulai sekitar pukul 05.30 WIB pada Minggu pagi, hujan gerimis dengan abu mengenai sayur-sayuran, tembakau, jalanan dan genteng dari rumah, mengubah warna menjadi putih cerah.
Seperti yang dikatakan Kepala Desa Klakah Marwoto, hujan ringan juga terjadi di Desa Klakah, sebelah barat Gunung Merapi.
“Warga tetap tenang, mereka biasa di lapangan. Karena warna abu-abu terang saja tidak akan mempengaruhi aktivitas warga,” kata Marvoto.
Sementara itu, Sekretaris Desa Tlogolele Kecamatan Selo, Boyolali Neigen Achtah mengatakan, hujan abu yang turun di Desa Tlogolele sebelah barat Merapi terjadi sekitar pukul 05.30 WIB.
Hujan abu vulkanik dari Gunung Merapi itu terjadi di semua wilayah Desa Tlogolele.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) sebelumnya mengatakan bahwa awan panas guguran yang meluncur dari Gunung Merapi pada Minggu pagi memicu hujan abu tipis di sejumlah wilayah lereng gunung itu.
Hanik Humaida, Kepala BPPTKG, dalam keterangan resmi di Yogyakarta mengatakan: “Setelah kejadian awan panas ini, hujan abu ringan muncul di beberapa tempat.”
Hanik Humaida mengatakan hujan abu ringan diamati berdasarkan data waktu, terutama di Tlogolele dan Klakah Ngisor di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah dan Kapuhan, Paten, Ngowok dan Babadan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.