Banjarmasin – Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel) Irjen Pol Rikwanto menegaskan, tidak ada tawar-menawar dengan para pelaku pembakar hutan dan lahan. Pelaku yang sengaja membakar hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Selatan akan ditangkap.
Sikap itu, kata Rikwanto, sesuai arahan dari pemerintah pusat. Agar kompromi dengan siapa pun termasuk korporasi yang melakukan pembakar hutan dan lahan.
“Secara umum kita tindak tegas siapa pun yang melakukan pembakaran dengan sengaja. Tidak ada tawar menawar dengan pembakar hutan dan lahan. Sesuai dengan undang-undang barang siapa dengan sengaja membakar dan melanggar hukum, akan kita proses baik itu yang membakar, yang menyuruh atau pun korporasi yang terlibat,” tegas Rikwanto, usai menghadiri Apel Kesiap-siagaan Penanganan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, di Lapangan Polda Landasan Ulin, Banjarbaru, Selasa (02/03/2021).
Rikwanto mengatakan, pihak kepolisian akan total dalam menangani kasus kebakaran hutan dan lahan, khususnya di Kalimantan Selatan sendiri.
Seperti diketahui Kalsel adalah salah satu daerah rawan karhutla di Indonesia. Hampir setiap tahun di musim kemarau, kabut asap selalu menyelimuti sejumlah kawasan di Kalsel. Salah satunya seperti yang pernah terjadi pada tahun 2019 silam.
“Kita sudah laksanakan dalam berapa tahun terakhir, mudah-mudahan mereka ada efek jera bagi mereka, tidak melakukan lagi di tahun-tahun ini,” kata Rikwanto.
Upaya Kapolda Kalsel menindak tegas pelaku pembakaran hutan dan lahan pun disambut positif Pemprov Kalsel. Penjabat Gubernur Kalsel, Safrizal ZA mendukung penuh langkah kepolisian.
“Lakukan penegakan hukum kepada pelaku, baik korporasi maupun perorangan bagi yang coba-coba membakar hutan dan lahan, tampilkan wajahnya di media sebagai bentuk sanksi sosial,” tegasnya.
Safrizal mengatakan saat ini pihaknya juga memprioritaskan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), mekipun hingga hari ini Kalsel masih zero hotspot. Upaya pencegahan sedini mungkin, kata dia, terus dilakukan sehingga tidak ada lahan yang terbakar.
“Jangan sampai kebakaran hebat terulang seperti tahun 2015, 2019 hampir 7000 hektar lahan yang terbakar, kemudian 2016, 2018, 2020 sekitar 2000 lahan yang terbakar. Kita berharap di tahun 2021 ini sekecil-kecilnya lahan yang terbakar,” sebut Safrizal.
(mae/mae)