desa2desa.com – Dalam rangka percepatan proses penurunan stunting, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar sosialisasi pedoman untuk mendorong konvergensi pengurangan stunting di Kabupaten Probolinggo pada Senin (27 Juni 2022).
Staf Khusus Kemendes PDTT, Abdul Malik Haramain mengatakan pihaknya sengaja memanggil ibu-ibu PKK dan KPM untuk melakukan sosialisasi guna mempercepat penanganan keterlambatan tumbuh kembang karena dianggap lebih tepat dan lebih dekat dengan bayi.
Ia mengatakan Jawa Timur masih memiliki angka stunting yang relatif tinggi, sekitar 20% lebih. “Angka stunting di Jawa Timur di atas 20%, bahkan 24%. Di Probolinggo masih 24% dari segi gizi, artinya masih besar. Sekarang itu salah satu prioritas presiden, Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Cara Percepatan Penurunan Stunting,” jelasnya.
Angka stunting di Kabupaten Probolinggo relatif tinggi dari sekitar 80.000 bayi yang ditimbang 12.000 bayi diantaranya mengalami stunting. Dalam menanganinya perlu disokong melalui dana desa (DD).
Ia menegaskan Kemendes PDTT merupakan salah satu kementerian yang ditunjuk langsung oleh Presiden untuk mempercepat penanganan penurunan stunting. “Salah satu kementerian yang ditunjuk Presiden untuk mempercepat penurunan stunting adalah Kemendes PDTT,” ujarnya seraya berharap angka stunting bisa diturunkan secara nasional, khususnya di Jawa Timur dan Kabupaten Probolinggo.
Percepatan penurunan stunting dilaksanakan secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi. Yaitu, antara kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan.
Sebagai informasi, Indonesia berda di peringkat nomor 5 se-dunia dengan penderita stunting terbesar. Untuk menurunkan angka stunting dibutuhkan sdukungan maksimal dari setiap pemerintah desa. Diharapkan pemerintah desa dapat memasukkan program atau penanganan stunting melalui RPJMD, R-APBDes, dan yang lainnya.
Baca Juga : 34 Desa di Magetan Jadi Lokus Stunting Dinas Kesehatan